Connect with us

Online Games

Wacana Game Roblox Dilarang, Pakar Sebut Edukasi Lebih

Published

on

Wacana Game Roblox Dilarang Mencuat, Pakar: ‘Bukan Solusi Efektif’

Wacana untuk melarang atau memblokir platform game online raksasa, Roblox, kembali mengemuka di ruang publik Indonesia. Dipicu oleh insiden konten tidak pantas dan kekhawatiran akan keamanan anak di dunia maya, desakan agar pemerintah mengambil langkah tegas ini semakin santer terdengar. Namun, di tengah kepanikan moral tersebut, para pengamat keamanan siber dan psikolog anak justru memberikan pandangan berbeda yang lebih skeptis. Menurut mereka, game Roblox dilarang adalah sebuah solusi “jalan pintas” yang tidak akan efektif.

Para pakar berpendapat bahwa game Roblox dilarang tidak akan serta-merta menyelesaikan akar masalah. Sebaliknya, langkah ini justru bisa menjadi bumerang. Mereka menekankan bahwa kunci sesungguhnya untuk melindungi anak-anak di era digital bukanlah prohibisi (larangan), melainkan edukasi dan pengawasan aktif dari orang tua. Lantas, mengapa pelarangan total dianggap bukan solusi, dan langkah apa yang seharusnya diambil?

Mengapa Wacana Pelarangan Roblox Terus Muncul?

Roblox adalah sebuah platform yang unik sekaligus problematik. Sifatnya yang berbasis user-generated content (konten dibuat oleh pengguna) adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ini adalah sumber kreativitas tanpa batas. Di sisi lain, ini menciptakan tantangan moderasi konten yang luar biasa besar. Wacana pelarangan biasanya dipicu oleh beberapa hal:

  • Konten Tidak Pantas: Munculnya “experience” atau game di dalam Roblox yang mengandung unsur kekerasan, horor, atau bahkan konten seksual terselubung (“condo games”) yang berhasil lolos dari filter moderasi.
  • Risiko Grooming dan Perundungan: Fitur obrolan terbuka di dalam game menjadi area rentan bagi anak-anak untuk berinteraksi dengan orang dewasa berniat buruk atau menjadi korban perundungan siber.
  • Penipuan (Scam): Maraknya penipuan berkedok “Robux gratis” yang menargetkan anak-anak untuk mencuri akun dan data mereka.

Insiden-insiden inilah yang secara wajar membuat para orang tua dan kelompok masyarakat menjadi sangat khawatir dan menuntut tindakan drastis dari pemerintah.

Alasan Pakar Mengapa Pelarangan Saja Tidak Cukup

Meskipun niatnya baik, para pengamat keamanan siber menilai bahwa melarang Roblox adalah pendekatan yang dangkal dan tidak efektif karena beberapa alasan krusial.

1. Mudah Ditembus dengan Teknologi (VPN) Di zaman sekarang, memblokir sebuah situs web atau platform tidak lagi sesulit dulu. Anak-anak dan remaja kini sangat akrab dengan teknologi seperti VPN (Virtual Private Network) atau DNS pribadi yang bisa dengan mudah “melompati” blokir yang dipasang oleh pemerintah atau penyedia internet. “Melarang Roblox itu seperti mencoba menahan air dengan jaring. Anak-anak yang sudah ‘kecanduan’ akan selalu menemukan cara untuk mengaksesnya. Ini justru akan mendorong mereka untuk belajar cara-cara yang lebih canggih untuk mengakali aturan,” ujar seorang pakar keamanan siber.

2. Tidak Menyelesaikan Akar Masalah: Literasi Digital Masalah sesungguhnya bukanlah pada platform Roblox itu sendiri, melainkan pada kurangnya literasi digital di kalangan anak-anak dan juga orang tua. Melarang Roblox tidak akan membuat anak menjadi aman di internet. Jika tidak bisa di Roblox, mereka akan pindah ke platform lain (game online lain, Discord, dll.) yang mungkin memiliki risiko serupa atau bahkan lebih besar. Kunci perlindungannya adalah membekali anak dengan pengetahuan untuk bisa mengidentifikasi bahaya, menolak ajakan orang asing, dan tahu cara melapor jika menemukan sesuatu yang tidak pantas.

3. Menghilangkan Potensi Positif dari Platform Di balik semua kontroversinya, Roblox juga memiliki banyak sekali manfaat positif. Ia adalah sarana untuk belajar coding dasar, mengembangkan kreativitas, melatih kemampuan problem-solving, dan menjadi ruang sosialisasi yang penting bagi banyak anak. Melarangnya secara total sama saja dengan membuang semua potensi baik ini bersama dengan keburukannya.

Solusi yang Lebih Efektif: Edukasi dan Keterlibatan Orang Tua

Alih-alih melarang, para pakar menyarankan sebuah pendekatan yang lebih proaktif dan berkelanjutan.

  • Manfaatkan Parental Controls secara Maksimal: Roblox menyediakan fitur kontrol orang tua yang cukup komprehensif. Orang tua bisa membatasi fitur obrolan, menyaring jenis game yang bisa dimainkan berdasarkan usia, dan memantau aktivitas anak. Masalahnya, banyak orang tua yang tidak tahu atau tidak mau repot untuk mengaturnya.
  • Komunikasi Terbuka (Main Bareng): Kunci terbaik adalah dengan terlibat. Luangkan waktu untuk duduk bersama anak dan mainkan Roblox bersamanya. Tanyakan game apa yang ia sukai dan siapa teman-temannya di sana. Ini tidak hanya membangun kepercayaan, tetapi juga memberikan Anda gambaran langsung tentang dunia digital mereka.
  • Edukasi, Bukan Intimidasi: Ajarkan anak tentang bahaya di internet dengan cara yang tidak menakut-nakuti. Jelaskan mengapa mereka tidak boleh membagikan informasi pribadi dan apa yang harus dilakukan jika ada orang asing yang mencoba menghubungi mereka.

Menariknya, Roblox bukan lagi hanya domain anak-anak. Fenomena orang dewasa main Roblox sebagai pelarian dari stres menunjukkan betapa kompleksnya ekosistem di dalamnya. Ini bisa menjadi titik masuk bagi orang tua untuk ikut bermain, dengan alasan “ingin tahu apa yang dimainkan anak”.

Untuk mendapatkan panduan yang sangat lengkap dan objektif mengenai keamanan anak di platform digital, sumber-sumber kredibel seperti Common Sense Media adalah rujukan terbaik bagi para orang tua.

Game Roblox Dilarang: Membangun ‘Benteng’ di Dalam Diri Anak

Pada akhirnya, wacana game Roblox dilarang adalah sebuah cerminan dari kecemasan kita sebagai masyarakat terhadap dunia digital yang kompleks. Namun, membangun “tembok” di sekeliling anak seringkali tidak seefektif membangun “benteng” di dalam diri mereka sendiri. Benteng itu bernama literasi digital, pemikiran kritis, dan hubungan yang terbuka dengan orang tua. Melarang platformnya mungkin akan melindungi mereka untuk sementara, tetapi mengajarkan mereka cara menavigasi dunia digital dengan aman akan melindungi mereka seumur hidupnya, di platform mana pun mereka berada.